Senin, 23 April 2012

Strategi Pembelajaran Bahasa di Kelas Rendah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
            Dalam pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar, kebanyakan siswa yang baru masuk dan berada di kelas rendah belum mampu menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru harus memiliki kemampuan untuk membuat beberapa strategi tertentu dalam mengajarkan bahasa di Sekolah Dasar  terutama pada tingkat kelas rendah. Dalam mengajakan hal ini, tentu saja kita memiiki beberapa strategi yang tepat untuk mengajrkan anak didik dalam belajar bahasa.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan mengkaji, mempelajari, dan membahas berbagai strategi pembelajaran bahasa pada anak Sekolah Dasar di kelas rendah. Agar dapat menguasai bahasa yang baik, dengan cara yang mudah dan dapat menguasai bahasa tersebut dengan cepat.

B.     Rumusan Masalah
Dari  latar belakang di atas dapat diambil suatu kesimpulan permasalahan “Strategi Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar tingkat rendah”.

C.     Tujuan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah mengkaji, mempelajari, dan membahas berbagai strategi pembelajaran bahasa yang tepat pada anak Sekolah Dasar di kelas rendah.


1

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Strategi
Kata “strategi” berasal dari turunan kata bahasa Yunani, “stratēgos”  yang dapat diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena.
Ada beberapa pendapat para ahli, mengenai pengertian strategi :
·         Gerry Johnson dan Kevan Scholes
Mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi, untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder).
·         Henry Mintzberg, James Brian Quinn, dan John Voyer (1995).
Mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu:
-         strategi sebagai PERSPECTIF, di mana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas .
-         strategi sebagai POSISI, di mana dicari pilihan untuk bersaing.
-         strategi sebagai PERENCANAAN, dalam hal strategi menentukan tujuan performansi perusahaan.
-         strategi sebagai POLA,  di mana dalam strategi dibentuk suatu pola kegiatan.
·          Igor Ansoff (1990)
Mendefinisikan strategi sebagai proses manajemen, hubungan antara perusahaan dengan lingkungan. Terdiri dari perencanaan strategik, perencanaan kapabilitas, dan manajemen perubahan.
·         Arnoldo C. Hax dan Nicholas S. Manjluk (1991).
Mendefinisikan strategi sebagai cara menuntun perusahaan pada sasaran utama pengembangan nilai korporasi, kapabilitas manajerial, tanggungjawab organisasi, dan sistem administrasi. Yang menghubungkan pengambilan keputusan strategik dan operasional pada seluruh tingkat hirarki, dan melewati seluruh lini bisnis dan fungsi otoritas perusahaan.
2

·         John A. Pearce II dan Richard B. Robinson Jr (2003).
Mendefinisikan strategi sebagai seperangkat keputusan, dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi dari rencana yang didesain untuk mencapai tujuan.
·         Fred R. David dalam bukunya “Strategic Management: Concepts and Cases”
Mendefinisikan strategi, sebagai cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture. Sedangkan manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
·         WF Glueck dan LR Jauch 
      Mendefinisikan strategi sebagai rencana yang disatukan luas, dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan. Yang dirancang untuk memastikan, bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi, secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian manuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak-kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan.
B. Pemerolehan Bahasa Anak
Perolehan bahasa anak ialah proses pemilikan kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman ataupun pengungkapan secara alami tanpa melihat kegiatan pembelajaran formal. Dengan kata lain, kegiatan pemerolehan bahasa ditandai oleh :
1. Berlangsung dalam situasi informal, tanpa beban dan di luar sekolah,
2. Pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga – lembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus,
3. Dilakukan tanpa sadar,
4. Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna.
3

C. Strategi pemerolehan bahasa anak

Strategi pemerolehan bahasa pertama:
1) Imitasi (peniruan),
2) Berkesinambungan,
3) Berlangsung secara langsung,
4) Sambil bermain dan,
5) Berlangsung timbal balik (resiprokal).


Strategi pemerolehan bahasa kedua :
1) Perencanaan.
2) Aktif (berbicara, menulis,
menyimak, membaca)
    • Reseptif
    • Produktif
3) Eksperimental (mencoba menggunakan bahasa )
4) Operasional (dilakukan dalam perilaku)
5) Evaluasi (benar dan salah monitor penggunaan bahasa)
6) Internalisasi (dilaksanakan terus menerus)

Strategi Pemerolehan Bahasa Lisan.
1) Mengingat
2) Meniru
3) Mengalami langsung
4) Bermain
5) Penyederhanaan

D.    Kesulitan Anak Belajar Bahasa
Kesulitan anak dalam belajar bahasa, dapat terjadi karena adanya hambatan pada faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahsa anak dan hambatan pada strategi pemerolehan bahasa.
4
E.     Teori Pembelajaran di Kelas Rendah
Karakteristik anak usia SD yang telah mampu melakukan koordinasi antara otak dan otot nya, sehingga mereka selalu aktif bergerak melakukan aktivitas baik permainan maupun gerakan gerakan jasmaniah lainnya, seperti melompat, lari, memegang pensil dan sebagainya.Pembelajaran adalah upaya mengkreasi lingkungan dimana struktur kognitif murid dapat muncul dan berubah.
Tujuannya adalah menyediakan pengalaman belajar yang member kesempatan murid mempraktikkan operasi-operasi itu.
            Model pembelajaran yang diasumsikan cocok untuk murid kelas rendah (I-II SD) adalah model pembelajaran yang lebih didasarkan pada interaksi sosial dan personal (Joy dan Weil, 1992) atau model interaksi dan transaksi (Brady, 1989) daripada menggunakan model-model pembelajaran behavioral dan ekspositoral.
Dari model-model tersebut     dapat diidentifikasi berbagai prinsip pembelajaran yakni sebagai berikut:
1) Libatkan murid supaya belajar aktif.
2) Didasarkan pada perbedaan individual.
3) Dikaitkan antara teori dan praktik.
4) Kembangkan komunikasi dan kerjasama dalam belajar.
5) Bimbing anak supaya berani dalam mengambil resiko dan belajar dari kesalahan.
6) Belajar sambil bermain dan berbuat.
7) Sesuaikan pembelajaran dengan taraf perkembangan kognitif yang masih pada operasi taraf konkrit.
F. Strategi Belajar
Strategi belajar bersifat individual, artinya strategi belajar yang efektif bagi diri seseorang belum tentu efektif bagi orang lain. Untuk memperoleh strategi belajar efektif, seseorang perlu mengetahui serangkaian konsep, yang akan membawanya menemukan strategi belajar yang paling efektif bagi dirinya.Strategi belajar meliputi :
1. Menyadari bahwa hubungan antara pengajar dengan dirinya tetap ada, namun   hubungantersebut diwakili oleh bahan ajar atau media belajar.
2. Mengetahui konsep belajar mandiri.
                                                            5
3. Mengetahui kapan ia harus minta tolong, kapan ia membutuhkan bantuan/dukungan.
4. Mengetahui kepada siapa dan dari mana ia dapat memperoleh bantuan/dukungan.
5. Mengetahui kapan ia perlu mempergunakan media belajar.



















6
BAB III
PENUTUP

        A. Kesimpulan
                 Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah dibutuhkan berbagai strategi pembelajaran, diantaranya seperti :
1. Menyadari bahwa hubungan antara pengajar dengan dirinya tetap ada, namun   hubungantersebut diwakili oleh bahan ajar atau media belajar.
2. Mengetahui konsep belajar mandiri.
3. Mengetahui kapan ia harus minta tolong, kapan ia membutuhkan bantuan/dukungan.
4. Mengetahui kepada siapa dan dari mana ia dapat memperoleh bantuan/dukungan.
5. Mengetahui kapan ia perlu mempergunakan media belajar
                 Agar kita mampu mengajarkan anak didik berbahasa yang baik dan benar, sesuai dengan situasi dan kondisinya.

B. Saran
                     Hendaknya kita sebagai calon guru, dapat menerapkan strategi pembelajaran bahasa yang tepat untuk anak didik terutama yang berada di kelas rendah.





7
DAFTAR PUSTAKA
-         2007. Kapita Selekta Pembelajaran. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi  Nasional .
-         Husen, H.Akhlan & Drs. Rahman S,pd. 1996/1997. Perencanaan Pengajaran Bahasa. Depdikbub.
-         Kaseng, Prof.DR Sjahruddin. 1989. Linguistik Terapan : Pengantar  Menuju Pengajaran Bahasa Yang Sukses. Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar