BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Dalam
pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar, kebanyakan siswa yang baru masuk dan
berada di kelas rendah belum mampu menguasai bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru harus memiliki kemampuan untuk
membuat beberapa strategi tertentu dalam mengajarkan bahasa di Sekolah
Dasar terutama pada tingkat kelas
rendah. Dalam mengajakan hal ini, tentu saja kita memiiki beberapa strategi
yang tepat untuk mengajrkan anak didik dalam belajar bahasa.
Oleh
karena itu, dalam makalah ini kami akan mengkaji, mempelajari, dan membahas
berbagai strategi pembelajaran bahasa pada anak Sekolah Dasar di kelas rendah.
Agar dapat menguasai bahasa yang baik, dengan cara yang mudah dan dapat
menguasai bahasa tersebut dengan cepat.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu
kesimpulan permasalahan “Strategi Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar tingkat
rendah”.
C. Tujuan
Tujuan
pembahasan dalam makalah ini adalah mengkaji, mempelajari, dan membahas
berbagai strategi pembelajaran bahasa yang tepat pada anak Sekolah Dasar di
kelas rendah.
1
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Strategi
Kata “strategi” berasal dari turunan kata bahasa Yunani,
“stratēgos” yang dapat diterjemahkan
sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena.
Ada beberapa pendapat
para ahli, mengenai pengertian strategi :
·
Gerry Johnson dan
Kevan Scholes
Mendefinisikan
strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi, untuk mendapatkan
keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah
untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan
(stakeholder).
·
Henry Mintzberg, James Brian Quinn, dan John Voyer (1995).
Mendefinisikan
strategi sebagai 5P, yaitu:
-
strategi sebagai PERSPECTIF, di mana strategi dalam membentuk
misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas .
-
strategi sebagai POSISI, di mana dicari pilihan untuk bersaing.
-
strategi sebagai PERENCANAAN, dalam hal strategi menentukan
tujuan performansi perusahaan.
-
strategi sebagai POLA, di
mana dalam strategi dibentuk suatu pola kegiatan.
·
Igor
Ansoff (1990)
Mendefinisikan
strategi sebagai proses manajemen, hubungan antara perusahaan dengan
lingkungan. Terdiri dari perencanaan strategik, perencanaan kapabilitas, dan
manajemen perubahan.
·
Arnoldo C. Hax dan Nicholas S. Manjluk (1991).
Mendefinisikan
strategi sebagai cara menuntun perusahaan pada sasaran utama pengembangan nilai
korporasi, kapabilitas manajerial, tanggungjawab organisasi, dan sistem
administrasi. Yang menghubungkan pengambilan keputusan strategik dan
operasional pada seluruh tingkat hirarki, dan melewati seluruh lini bisnis dan
fungsi otoritas perusahaan.
2
·
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson Jr (2003).
Mendefinisikan
strategi sebagai seperangkat keputusan, dan tindakan yang menghasilkan
formulasi dan implementasi dari rencana yang didesain untuk mencapai tujuan.
·
Fred R. David dalam bukunya “Strategic Management: Concepts
and Cases”
Mendefinisikan
strategi, sebagai cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa
berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint
venture. Sedangkan manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan
pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi
keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya.
·
WF Glueck dan LR Jauch
Mendefinisikan
strategi sebagai rencana yang disatukan luas, dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan. Yang
dirancang untuk memastikan, bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi, secara
umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian
manuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak-kasat
mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan.
B. Pemerolehan Bahasa Anak
Perolehan bahasa anak ialah proses
pemilikan kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman ataupun pengungkapan
secara alami tanpa melihat kegiatan pembelajaran formal. Dengan kata lain,
kegiatan pemerolehan bahasa ditandai oleh :
1.
Berlangsung dalam situasi informal, tanpa beban dan di luar sekolah,
2. Pemilikan bahasa tidak
melalui pembelajaran formal di lembaga – lembaga pendidikan seperti sekolah
atau kursus,
3. Dilakukan
tanpa sadar,
4. Dialami
langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna.
3
C. Strategi pemerolehan bahasa anak
Strategi
pemerolehan bahasa pertama:
1) Imitasi (peniruan),
2) Berkesinambungan,
3) Berlangsung secara langsung,
4) Sambil bermain dan,
5) Berlangsung timbal balik (resiprokal).
Strategi pemerolehan bahasa kedua :
1) Perencanaan.
2) Aktif (berbicara, menulis, menyimak, membaca)
• Reseptif
• Produktif
3) Eksperimental (mencoba menggunakan bahasa )
4) Operasional (dilakukan dalam perilaku)
5) Evaluasi (benar dan salah monitor penggunaan bahasa)
6) Internalisasi (dilaksanakan terus menerus)
Strategi Pemerolehan Bahasa Lisan.
1) Mengingat
2) Meniru
3) Mengalami langsung
4) Bermain
5) Penyederhanaan
D. Kesulitan
Anak Belajar Bahasa
Kesulitan anak dalam belajar bahasa,
dapat terjadi karena adanya hambatan pada faktor yang mempengaruhi pemerolehan
bahsa anak dan hambatan pada strategi pemerolehan bahasa.
4
E. Teori Pembelajaran di Kelas Rendah
Karakteristik
anak usia SD yang telah mampu melakukan koordinasi antara otak dan otot nya,
sehingga mereka selalu aktif bergerak melakukan aktivitas baik permainan maupun
gerakan gerakan jasmaniah lainnya, seperti melompat, lari, memegang pensil dan
sebagainya.Pembelajaran adalah upaya mengkreasi lingkungan dimana struktur
kognitif murid dapat muncul dan berubah.
Tujuannya adalah menyediakan pengalaman belajar yang member kesempatan murid mempraktikkan operasi-operasi itu.
Model pembelajaran yang diasumsikan cocok untuk murid kelas rendah (I-II SD) adalah model pembelajaran yang lebih didasarkan pada interaksi sosial dan personal (Joy dan Weil, 1992) atau model interaksi dan transaksi (Brady, 1989) daripada menggunakan model-model pembelajaran behavioral dan ekspositoral.
Dari model-model tersebut dapat diidentifikasi berbagai prinsip pembelajaran yakni sebagai berikut:
1) Libatkan murid supaya belajar aktif.
2) Didasarkan pada perbedaan individual.
3) Dikaitkan antara teori dan praktik.
4) Kembangkan komunikasi dan kerjasama dalam belajar.
5) Bimbing anak supaya berani dalam mengambil resiko dan belajar dari kesalahan.
6) Belajar sambil bermain dan berbuat.
7) Sesuaikan pembelajaran dengan taraf perkembangan kognitif yang masih pada operasi taraf konkrit.
Tujuannya adalah menyediakan pengalaman belajar yang member kesempatan murid mempraktikkan operasi-operasi itu.
Model pembelajaran yang diasumsikan cocok untuk murid kelas rendah (I-II SD) adalah model pembelajaran yang lebih didasarkan pada interaksi sosial dan personal (Joy dan Weil, 1992) atau model interaksi dan transaksi (Brady, 1989) daripada menggunakan model-model pembelajaran behavioral dan ekspositoral.
Dari model-model tersebut dapat diidentifikasi berbagai prinsip pembelajaran yakni sebagai berikut:
1) Libatkan murid supaya belajar aktif.
2) Didasarkan pada perbedaan individual.
3) Dikaitkan antara teori dan praktik.
4) Kembangkan komunikasi dan kerjasama dalam belajar.
5) Bimbing anak supaya berani dalam mengambil resiko dan belajar dari kesalahan.
6) Belajar sambil bermain dan berbuat.
7) Sesuaikan pembelajaran dengan taraf perkembangan kognitif yang masih pada operasi taraf konkrit.
F. Strategi Belajar
Strategi belajar bersifat
individual, artinya strategi belajar yang efektif bagi diri seseorang belum
tentu efektif bagi orang lain. Untuk memperoleh strategi belajar efektif,
seseorang perlu mengetahui serangkaian konsep, yang akan membawanya menemukan
strategi belajar yang paling efektif bagi dirinya.Strategi belajar meliputi :
1. Menyadari bahwa hubungan antara
pengajar dengan dirinya tetap ada, namun hubungantersebut diwakili oleh
bahan ajar atau media belajar.
2. Mengetahui konsep belajar mandiri.
5
3. Mengetahui kapan ia harus minta
tolong, kapan ia membutuhkan bantuan/dukungan.
4. Mengetahui kepada siapa dan dari
mana ia dapat memperoleh bantuan/dukungan.
5. Mengetahui kapan ia perlu
mempergunakan media belajar.
6
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah dibutuhkan berbagai strategi
pembelajaran, diantaranya seperti :
1. Menyadari bahwa hubungan antara
pengajar dengan dirinya tetap ada, namun hubungantersebut diwakili oleh
bahan ajar atau media belajar.
2. Mengetahui konsep belajar mandiri.
3. Mengetahui kapan ia harus minta
tolong, kapan ia membutuhkan bantuan/dukungan.
4. Mengetahui kepada siapa dan dari
mana ia dapat memperoleh bantuan/dukungan.
5. Mengetahui kapan ia perlu
mempergunakan media belajar
Agar
kita mampu mengajarkan anak didik berbahasa yang baik dan benar, sesuai dengan
situasi dan kondisinya.
B. Saran
Hendaknya
kita sebagai calon guru, dapat menerapkan strategi pembelajaran bahasa yang
tepat untuk anak didik terutama yang berada di kelas rendah.
7
DAFTAR
PUSTAKA
-
2007. Kapita Selekta Pembelajaran.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Nasional .
-
Husen, H.Akhlan & Drs. Rahman S,pd.
1996/1997. Perencanaan Pengajaran Bahasa. Depdikbub.
-
Kaseng, Prof.DR Sjahruddin. 1989.
Linguistik Terapan : Pengantar Menuju
Pengajaran Bahasa Yang Sukses. Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar