Minggu, 22 April 2012

Persebaran Gejala Litosfer

A.  Pengertian
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos (λίθος) yang berarti berbatu, dan sphere (σφαρα) yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental.Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.

Terdapat dua tipe litosfer,yaitu :
·      Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura
·      Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic
Perlu anda pahami bahwa yang dimaksud batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam kehidupan sehari hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil dan sebagainya.Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal dari di bawah samudra.
B.   Batuan Pembentuk Litosfer
Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian :
(1)   Batuan Beku; Ini dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat cair pijar berangsur-angsur menjadi dingin dan beku :
(a)    Batuan beku dalam (plutonik)Hasil pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga proses pendinginannya sangat lambat.Menghasilkan : batuan beku dengan kristal penuh yang besar-besar (holokristalin).
(b)   Batuan beku korok (porfirik)Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah meresap diantara lapisan-lapisan litosfer.
(c)    Batuan beku luar (episif)Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses pembekuan larva di permukaan bumi menjadi cepat.Menghasilkan : lelehan batuan beku dengan kristal yang halus bahkan ada yang tidak berkristal.
(2)   Batuan Sedimen (Endapan)
Berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga dari luar akan diangkut ke tempat lain dan di tempat baru itulah lalu diendapkan.
a.       Batuan sedimen klitik à pasir
b.      Batuan sedimen kimiawi à stalaktit dan stalakmit
c.       Batuan sedimen organik à lapisan humus dari hutan
(3)   Batuan Malihan
Terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang tinggi sehingga menempatkan dan meremukkan batuan yang sudah ada sebelumnya, baik itu yang berupa batuan beku atau batuan endapan.Dengan adanya berbagai proses pembentukan jenis-jenis batuan di atas, akan menghasilkan material-material yang bernilai ekonomis tinggi.

C.    Bentuk Muka Bumi
1.      Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun permukaan bumi. Tenaga endogen terdiri dari tenaga tektonis, vulkanis dan gempa bumi.
a.      Tenaga tektonis
Tenaga tektonis merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak lapisan permukaan bumi secara mendatar atau vertikal, baik yang mengakibatkan putusnya hubungan batuan atau tidak.
Gerakan tektonis dibedakan menjadi dua yaitu :
1)      Tektonis epirogenesa
Tektonis epirogenesa adalah proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga yang lambat dari dalam dengan arah vertikal. Epirogenesa ada dua macam, yaitu :
a.       Epirogenesa positif adalah gerakan dengan arah ke bawah menyebabkan daratan mengalami penurunan dan seolah-olah permukaan laut menjadi naik.
b.      Epirogenesa negatif adalah gerakan dengan arah keatas menyebabkan naiknya permukaan daratan dan seolah-olah permukaan laut menjadi turun.
2)      Tektonis orogenesa
Tektonis orogenesa adalah pengerahan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi wilayah yang sempit. Tektonik orogenesa merupakan proses pembentukan gunung atau pegunungan akibat adanya tabrakan lempeng benua. Contoh tektonik orogenesa adalah deretan pegunungan mediterania yang memanjang dari pegunungan atlas di Afrika sampai wilayah Indonesia.
b.      Tenaga vulkanis
Vulkanis atau bersifat gunung api dapat diartikan sebagai suatu gejala atau akibat adanya aktivitas magma di dalam litosfer hingga keluar sampai ke permukaan bumi. Magma adalah bahan batuan pijar yang dapat berupa benda cair, padat dan gas yang berada dalam kerak bumi. Ilmu yang mempelajari gunung berapi adalah vulkanologi.
Terdapat 2 gerakan magma, yaitu :
1)      Intrusi magma
Intrusi magma adalah proses penerobosan magma melalui retakan dan celah pada lapisan batuan pembentuk litosfer. Proses intrusi terjadi akibat tekanan gas-gas yang mengandung magma.
2)      Ekstrusi magma
Ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi
C.    Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi karena adanya gerakan, terutama yang berasal dari dalam lapisan-lapisan bumi. Secara umum penyebab terjadinya gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.      Gempa tektonis
Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh proses tektonik, yaitu gerakan yang terjadi di dalam kulit bumi secara tiba-tiba, baik berupa patahan maupun pergerakan.
b.      Gempa vulkanis
Gempa vulkanis adalah gempa yang disebabkan oleh adanya letusan atau retakan yang terjadi di dalam struktur gunung berapi.
c.       Gempa runtuhan
Gempa runtuhan disebabkan oleh adanya longsoran massa batuan, intensitas gempa runtuhan sangat kecil sehingga tidak terasa pada jarak yang jauh. Gempa runtuhan disebut juga dengan gempa terban.
2. Tenaga eksogen ialah tenaga yang mengubah muka bumi atau bentuk relief yang berasal dari luar bumi. Pada dasarnya tenaga eksogen itu meliputi :
a.      Pelapukan
Yang dimaksud dengan pelapukan adalah hancurnya batuan dari gumpalan besar menjadi butiran yang lebih kecil.Pelapukan itu sendiri dibagi menjadi 3 macam yakni :
(a)    Pelapukan mekanik
(b)   Pelapukan kimiawi
(c)    Pelapukan organic



b.      Pengikisan
Pengikisan ini terjadi karena media alam yang bergerak seperti sungai, angin dan gletser. Pengikisan terjadi setelah media tersebut melalui batuan atau tempat lain yang menjadi jalur gerak media tersebut.
c.       Pengangkutan sambil mengikis
Pengangkatan material yang sudah lapuk dilaksanakan oleh :
-          air mengalir
-          angin 
-          gletser
-          gravitasi
d.      Pengendapan
Di tempat aliran air, gletser atau angin berhenti atau bertambah lemah, barang angkutannya ditinggal. Lama-lama barang angkutan dari gletser, aliran air atau angin tersebut akan membentuk suatu bentukan-bentukan.
e.       Bentuk muka bumi
Bentuk muka bumi dihasilkan dari proses-proses “endogen” yang membentuk bentukan baru pada permukaan bumi. Kemudian bentuk itu diteruskan oleh “tenaga eksogen” yang merusak bentukan baru tersebut. Sehingga membentuk lipatan-lipatan maupun pahatan. Hasil dari tenaga endogen dan eksogen itu ialah :
-          pegunungan
-          gunung
-          daratan tinggi dan rendah
-          penelplain dan delta
-          pantai
D.   Degradasi  Lahan  dan Dampaknya  Terhadap  Kehidupan
Kerusakan lahan disebabkan oleh makin tingginya tekanan penduduk terhadap penggunaan lahan. Di Indonesia perubahan penggunaan lahan telah mencapai 25.000 hektar per tahun. 15.000 hektar diantaranya terjadi di Pulau Jawa. Sedangkan di luar pulau Jawa telah terjadi pembukaan hutan seluas 900.000 hektar per tahun.
Degradasi lahan adalah menurunnya kualitas lahan sehingga berpengaruh terhadap tingkat produktivitas lahan tersebut. Hal itu menyebabkan  terbentuknya kualitas lingkungan yang lebih rendah dengan dampak negatif yang makin meningkat. Kondisi ini tentu akan sangat merugikan kehidupan saat ini. Apalagi untuk generasi mendatang. Degradasi lahan menyebabkan berbagai dampak negatif seperti menyusutnya sumber air permukaan dan sumber air tanah, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Dampak negatif dari terjadinya erosi pada lahan antara lain sebagai berikut :
1.       Penurunan kesuburan tanah
Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas yang subur dan menyisakan tanah pada lapisan bawah yang tidak subur.
2.       Menurunnya produktivitas
Hilangnya kesuburan lahan akibat erosi sangat berpengaruh terhadap produktivitas lahan. Hal ini akan terlihat jelas pada daerah-daerah yang mengalami erosi.


E.      
DAFTAR PUSTAKA


Alimin, Machmudi.1985.Pegangan Geografi SMA Jilid I.Bandung : Armico
Budiati.2006.Geografi untuk SMA/MA.Jakarta:Pustaka Manggala.
Hestiyanto, Yusman. 2006. Geografi Kelas 1. Jakarta : Yudistira.
Sudibyakto, dkk. 2005. Geografi Kelas 1. Surabaya : Cempaka Putih.
Wardiyatmoko dan Bintaro.1998.Geografi untuk SMU Kelas 1.Jakarta:Erlangga.
Yani, Ahmad, 2007. Litosfer. Bandung : Grafindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar