Jumat, 27 April 2012

Individu,Keluarga Dan masyarakat


2.1 Pengertian Individu, Keluarga dan Masyarakat
2.1.1 Individu
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.

2.1.2 Keluarga
Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :
·          Unit terkecil dari masyarakat
·           Terdiri atas 2 orang atau lebih 
·           Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah 
·           Hidup dalam satu rumah tangga 
·           Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga 
·           Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga 
·           Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing 
·           Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 
a.       Peranan Ayah :
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.      Peranan Ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 
c.       Peran Anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
·         Fungsi Pendidikan.
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
·         Fungsi Sosialisasi anak.
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
·         Fungsi Perlindungan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
·         Fungsi Perasaan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
·         Fungsi Religius.
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
·         Fungsi Ekonomis.
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
·         Fungsi Rekreatif.
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
·         Fungsi Biologis.
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus. Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

2.1.3 Masyarakat 
Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.
Berikut dibawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi :
·         Menurut Munandar Soelaeman masyarakat merupakan kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dsb.
·         Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
·         Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
·         Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah :
·         Kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan bersama
·         Kesatuan sosial yang mempunyai hubungan erat
·         Kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup lama.
Dalam lingkungan Masyarakat maju , dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industry dan masyarakat industry.
1)      Masyarakat Non Industry
Secara garis besar , kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industry dapat digolongkan menjadi dua golongan , yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.

a)      Kelompok Primer
Dalam kelompok primer , interaksi terjalin lebih intensif, lebih erat, dan lebih akrab. Kelompok ini disebut kelompok ‘face to face group’ , sebab para anggota kelompok sering berdialog , bertatap muka, karena saling mengenal lebih dekat dan akrab. Sifat interaksi kelompok ini bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Contoh kelompok ini , seperti keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.

b)      Kelompok Sekunder
Kelompok ini terpaut saling berhubungan secara tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Sifat interaksi diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional dan objektif.

2)      Masyarakat Industry
Durkheim mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dalam taraf  perkembangannya. Contoh dari masyarakat ini adalah  tukang roti, tukang sepatu, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, dan lain-lain.

2.2 Hak dan Kewajiban Individu dalam Masyarakat
Hak ialah suatu yang merupakan milik atau dapat dimiliki oleh seseorang sebagai manusia. Hak ini dapat dipenuhi dengan memenuhinya atau dapat juga hilang seandainya pihak yang berhak merasa rela apabila haknya tidak dipenuhi.
Kewajiban ialah hal-hal yang wajib dilakukan atau diadakan oleh seorang dari luar dirinya untuk memenuhi hak dari pihak yang lain.Yang dapat menentukan individu memiliki hak dan kewajiban adalah norma yang dianut, adat istiadat yang mentradisi dan agama yang diyakini.
Ada dua bentuk hak yang sangat mendasar, yang dapat dimiliki oleh individu :
1.      Hak asasi yang bersifat natural, seperti hak untuk hidup, hak untuk merdeka, hak untuk mendapatkan kehormatan. Hak-hak tersebut yang menyebabkan manusia memperoleh kebebasan pada kurun waktu yang panjang
2.      Hak asasi yang bersifat umum, yaitu hak persamaan. Diperlukan seorang individu dalam kedudukannya sebagai individu dalm suatu masyarakat. Dalam hak persamaan tidak terdapat sifat diskriminasi golongan, jenis, bahasa, agama, pandangan politik, asal negara, tingkat sosial, kelahiran.
Adapun kewajiban individu didalam masyarakat adalah melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya dengan cara menghormati hak-hak masyarakat. Jika seseorang memiliki hak untuk dihargai, dirinya juga harus menghargai orang lain. Jika seseorang memiliki hak untuk hidup tenang, dirinya juga harus menjaga ketenangan, demikian seterusnya. 

2.3 HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.

2.3.1 Hubungan individu dengan keluarga
Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. 
Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.

2.3.2 Hubungan individu dengan lembaga
Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka.
Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya.
Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian. Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.

2.3.3 Hubungan individu dengan komunitas
Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama.
Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara independen.

2.3.4 Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat. 

Senin, 23 April 2012

Strategi Pembelajaran Bahasa di Kelas Rendah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
            Dalam pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar, kebanyakan siswa yang baru masuk dan berada di kelas rendah belum mampu menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru harus memiliki kemampuan untuk membuat beberapa strategi tertentu dalam mengajarkan bahasa di Sekolah Dasar  terutama pada tingkat kelas rendah. Dalam mengajakan hal ini, tentu saja kita memiiki beberapa strategi yang tepat untuk mengajrkan anak didik dalam belajar bahasa.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan mengkaji, mempelajari, dan membahas berbagai strategi pembelajaran bahasa pada anak Sekolah Dasar di kelas rendah. Agar dapat menguasai bahasa yang baik, dengan cara yang mudah dan dapat menguasai bahasa tersebut dengan cepat.

B.     Rumusan Masalah
Dari  latar belakang di atas dapat diambil suatu kesimpulan permasalahan “Strategi Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar tingkat rendah”.

C.     Tujuan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah mengkaji, mempelajari, dan membahas berbagai strategi pembelajaran bahasa yang tepat pada anak Sekolah Dasar di kelas rendah.


1

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Strategi
Kata “strategi” berasal dari turunan kata bahasa Yunani, “stratÄ“gos”  yang dapat diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena.
Ada beberapa pendapat para ahli, mengenai pengertian strategi :
·         Gerry Johnson dan Kevan Scholes
Mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi, untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder).
·         Henry Mintzberg, James Brian Quinn, dan John Voyer (1995).
Mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu:
-         strategi sebagai PERSPECTIF, di mana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas .
-         strategi sebagai POSISI, di mana dicari pilihan untuk bersaing.
-         strategi sebagai PERENCANAAN, dalam hal strategi menentukan tujuan performansi perusahaan.
-         strategi sebagai POLA,  di mana dalam strategi dibentuk suatu pola kegiatan.
·          Igor Ansoff (1990)
Mendefinisikan strategi sebagai proses manajemen, hubungan antara perusahaan dengan lingkungan. Terdiri dari perencanaan strategik, perencanaan kapabilitas, dan manajemen perubahan.
·         Arnoldo C. Hax dan Nicholas S. Manjluk (1991).
Mendefinisikan strategi sebagai cara menuntun perusahaan pada sasaran utama pengembangan nilai korporasi, kapabilitas manajerial, tanggungjawab organisasi, dan sistem administrasi. Yang menghubungkan pengambilan keputusan strategik dan operasional pada seluruh tingkat hirarki, dan melewati seluruh lini bisnis dan fungsi otoritas perusahaan.
2

·         John A. Pearce II dan Richard B. Robinson Jr (2003).
Mendefinisikan strategi sebagai seperangkat keputusan, dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi dari rencana yang didesain untuk mencapai tujuan.
·         Fred R. David dalam bukunya “Strategic Management: Concepts and Cases”
Mendefinisikan strategi, sebagai cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture. Sedangkan manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
·         WF Glueck dan LR Jauch 
      Mendefinisikan strategi sebagai rencana yang disatukan luas, dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan. Yang dirancang untuk memastikan, bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi, secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian manuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak-kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan.
B. Pemerolehan Bahasa Anak
Perolehan bahasa anak ialah proses pemilikan kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman ataupun pengungkapan secara alami tanpa melihat kegiatan pembelajaran formal. Dengan kata lain, kegiatan pemerolehan bahasa ditandai oleh :
1. Berlangsung dalam situasi informal, tanpa beban dan di luar sekolah,
2. Pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga – lembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus,
3. Dilakukan tanpa sadar,
4. Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna.
3

C. Strategi pemerolehan bahasa anak

Strategi pemerolehan bahasa pertama:
1) Imitasi (peniruan),
2) Berkesinambungan,
3) Berlangsung secara langsung,
4) Sambil bermain dan,
5) Berlangsung timbal balik (resiprokal).


Strategi pemerolehan bahasa kedua :
1) Perencanaan.
2) Aktif (berbicara, menulis,
menyimak, membaca)
    • Reseptif
    • Produktif
3) Eksperimental (mencoba menggunakan bahasa )
4) Operasional (dilakukan dalam perilaku)
5) Evaluasi (benar dan salah monitor penggunaan bahasa)
6) Internalisasi (dilaksanakan terus menerus)

Strategi Pemerolehan Bahasa Lisan.
1) Mengingat
2) Meniru
3) Mengalami langsung
4) Bermain
5) Penyederhanaan

D.    Kesulitan Anak Belajar Bahasa
Kesulitan anak dalam belajar bahasa, dapat terjadi karena adanya hambatan pada faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahsa anak dan hambatan pada strategi pemerolehan bahasa.
4
E.     Teori Pembelajaran di Kelas Rendah
Karakteristik anak usia SD yang telah mampu melakukan koordinasi antara otak dan otot nya, sehingga mereka selalu aktif bergerak melakukan aktivitas baik permainan maupun gerakan gerakan jasmaniah lainnya, seperti melompat, lari, memegang pensil dan sebagainya.Pembelajaran adalah upaya mengkreasi lingkungan dimana struktur kognitif murid dapat muncul dan berubah.
Tujuannya adalah menyediakan pengalaman belajar yang member kesempatan murid mempraktikkan operasi-operasi itu.
            Model pembelajaran yang diasumsikan cocok untuk murid kelas rendah (I-II SD) adalah model pembelajaran yang lebih didasarkan pada interaksi sosial dan personal (Joy dan Weil, 1992) atau model interaksi dan transaksi (Brady, 1989) daripada menggunakan model-model pembelajaran behavioral dan ekspositoral.
Dari model-model tersebut     dapat diidentifikasi berbagai prinsip pembelajaran yakni sebagai berikut:
1) Libatkan murid supaya belajar aktif.
2) Didasarkan pada perbedaan individual.
3) Dikaitkan antara teori dan praktik.
4) Kembangkan komunikasi dan kerjasama dalam belajar.
5) Bimbing anak supaya berani dalam mengambil resiko dan belajar dari kesalahan.
6) Belajar sambil bermain dan berbuat.
7) Sesuaikan pembelajaran dengan taraf perkembangan kognitif yang masih pada operasi taraf konkrit.
F. Strategi Belajar
Strategi belajar bersifat individual, artinya strategi belajar yang efektif bagi diri seseorang belum tentu efektif bagi orang lain. Untuk memperoleh strategi belajar efektif, seseorang perlu mengetahui serangkaian konsep, yang akan membawanya menemukan strategi belajar yang paling efektif bagi dirinya.Strategi belajar meliputi :
1. Menyadari bahwa hubungan antara pengajar dengan dirinya tetap ada, namun   hubungantersebut diwakili oleh bahan ajar atau media belajar.
2. Mengetahui konsep belajar mandiri.
                                                            5
3. Mengetahui kapan ia harus minta tolong, kapan ia membutuhkan bantuan/dukungan.
4. Mengetahui kepada siapa dan dari mana ia dapat memperoleh bantuan/dukungan.
5. Mengetahui kapan ia perlu mempergunakan media belajar.



















6
BAB III
PENUTUP

        A. Kesimpulan
                 Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah dibutuhkan berbagai strategi pembelajaran, diantaranya seperti :
1. Menyadari bahwa hubungan antara pengajar dengan dirinya tetap ada, namun   hubungantersebut diwakili oleh bahan ajar atau media belajar.
2. Mengetahui konsep belajar mandiri.
3. Mengetahui kapan ia harus minta tolong, kapan ia membutuhkan bantuan/dukungan.
4. Mengetahui kepada siapa dan dari mana ia dapat memperoleh bantuan/dukungan.
5. Mengetahui kapan ia perlu mempergunakan media belajar
                 Agar kita mampu mengajarkan anak didik berbahasa yang baik dan benar, sesuai dengan situasi dan kondisinya.

B. Saran
                     Hendaknya kita sebagai calon guru, dapat menerapkan strategi pembelajaran bahasa yang tepat untuk anak didik terutama yang berada di kelas rendah.





7
DAFTAR PUSTAKA
-         2007. Kapita Selekta Pembelajaran. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi  Nasional .
-         Husen, H.Akhlan & Drs. Rahman S,pd. 1996/1997. Perencanaan Pengajaran Bahasa. Depdikbub.
-         Kaseng, Prof.DR Sjahruddin. 1989. Linguistik Terapan : Pengantar  Menuju Pengajaran Bahasa Yang Sukses. Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.