A. Latar Belakang
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada
pada rentangan usia dini.
Masa
usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting
bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki
anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Karakteristik
perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya
telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya.
Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai
sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan
dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu,
perkembangan
sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat
menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi
dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.
Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak
telah dapat mengekspresikan
reaksi
terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang
tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya
anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan
seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya
perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya
pemahaman terhadap ruang dan waktu.
Atas dasar pemikiran di
atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar
Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni
kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu
melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang
pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan
model pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian RPP ?
2.
Apa
saja Langkah-Langkah Penyusunan RPP ?
3.
Bagaimana
Format RPP ?
4.
Bagaimana
Penulisan RPP Tematik dikelas rendah ?
5. Seperti
apa saja IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK ?
6. Bagaimana
tahapan yang dapat dilakukan untuk menerapkan RPP Tematik ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian RPP
2.
Untuk
mengetahui Langkah-Langkah Penyusunan RPP
3.
Untuk
mengetahui bagaimana Format RPP
4.
Untuk
mengetahui bagaimana Penulisan RPP Tematik dikelas rendah
5. Untuk
mengetahui seperti apa saja implikasi pembelajaran tematik
6. Untuk
mengetahui bagaimana tahapan yang dapat dilakukan untuk menerapkan RPP Tematik
BAB II
ISI
7.
Pengertian
RPP
Perencanaan
pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam
pembelajaran dikelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun
RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran
secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap atau applicable
yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa
tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar
kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.
Sebagaimana
rencana pembelajaran pada umumnya, rencana pembelajaran berbasis kompetensi
melalui pendekatan kontekstual dirancang oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran
dikelas yang berisi scenario tentang apa yang akan dilakukan siswanya
sehubungan topic yang akan dipelajarinya. Secara teknis rencana pembelajaran
minimal mencakup komponen-komponen berikut :
1. Standar
Kompetensi, kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar
2. Tujuan
Pembelajaran
3. Materi
Pembelajaran
4. Pendekatan
dan metode pembelajaran
5. Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran
6. Alat
dan sumber belajar
7. Evaluasi
pembelajaran
8.
Langkah-Langkah
Penyusunan RPP
Langkah
yang patut dilaksanakan oleh guru dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut :
ü Ambilah
satu unit pembelajaran ( dalam silabus ) yang akan diterapkan dalam
pembelajaran.
ü Tulis
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit tersebut.
ü Tentukan
indicator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.
ü Tentukan
alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indicator tersebut.
ü Rumuskan
tujuan pembelajarn yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut.
ü Tentukan
materi pembelajaran yang akan diberikan / dikenakan kepada siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan .
ü Pilihlah
metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran.
ü Susunlah
langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan tujuan
pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
ü Jika
alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari dua jam
pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu
pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan tujuan
pembelajaran atau sifat/tipe/jenis materi pembelajaran.
ü Sebutkan
sumber/media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran secara konkret dan
untuk setiap bagian/unit pertemuan.
ü Tentukan
teknik penilaian,bentuk,dan contoh instrument penilaian yang akan digunakan
untuk mengukur ketercapaian kompetensi
dasar atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrument penilaian
berbentuk tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu
penilaiannya. Jika instrument penilaian berbentuk soal, cantumkan soal-soal
tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya dan/atau kunci jawabannya. Jika
penilaiannya berbentuk proses, susunlah rubricnya dan indicator
masing-masingnya.
9.
Format
RPP
Ada
beberapa alternative format RPP yang bisa dikembangkan. Format yang dipilih
guru sangat bergantung pada sifat materi pembelajaran dan selera/kehendak
kurikulum yang sedang berlaku. Yang penting adalah kita memutuskan penggunaan
format tertentu harus dilakukan secara sadar dan rasional. Berikut ini dicantumkan dua jenis format RPP
yang biasa digunakan oleh guru. Dari
kedua format tersebut, KTSP cenderung atau berselera dengan format 1.
Setelah
format dipilih, secara hierarkis langkah-langkah pokok penyusunan RPP berbasis
kompetensi dengan pendekatan CTL adalah sebagai berikut :
1. Bukalah
silabus mata pelajaran tertentu. Disana Anda akan menjumpai kompetensi dasar,
materi pokok, dan pencapaian hasil belajar, yang dikelompokkan berdasarkan
kelas dan semester.
2. Setelah
memilih kompetensi dasar, materi pokok, dan indicator pencapaian hasil belajar
, nyatakan kegiatan utama pembelajarannya. Rumusan kegiatan ini diperoleh dari
penggabungan antara kompetensi dasar, materi pokok, dan indicator pencapaian
tujuan.
3. Rumuskan
tujuan umum pembelajarannya, rumusan tujuan ini mengacu pada indicator
pencapaian hasil belajar dan kegiatan utama pembelajaran.
4. Rincilah
media yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran. Penentuan media hendaknya
memenuhi ciri-ciri, antara lain sesuai dengan tujuan pembelajaran,
membangkitkan minat belajar siswa, memberikan kesempatan siswa untuk
berpartisipasi aktif, essensial, ketersediaan, kemudahan penerapan, dan
kealamiahan.
5. Susunlah
scenario yang berupa tahap-tahap kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
siswa. Scenario kegiatan harus mencerminkan aktualisasi prinsip pembelajaran
berbasis kompetensi dan komponen utama pendekatan kontekstual.
6. Tentukan
penilaian autentiknya. Dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam
belajar. Data ini bisa diarahkan pada setiap tahapan kegiatan siswa dari awal
sampai akhir kegiatan, termasuk hasil belajarnya.
|
|
10. Penulisan RPP Tematik dikelas
rendah
Piaget (1950)
menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan
dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya,
setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu system
konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada
dalam lingkungannya.
Anak usia sekolah dasar berada pada
tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan
perilaku belajar sebagai berikut. (1) Mulai memandang dunia secara objektif,
bergeser dari satu aspek situasi ke aspek situasi lain secara reflektif dan
memandang unsur-unsur secara serentak (2) Mulai berpikir secara operasional (3)
Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda
(4) Membentuk dan memepergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah
sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab-akibat (5) Memahami konsep
substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat. Memerhatikan
tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah
dasar memiliki tiga cirri, yaitu konkret, integratif, dan hierarkis.
Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok
pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta,
1983). Dengan tema, diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya;
1) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu; 2) siswa mampu
mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antarmata
pelajaran dalam tema yang sama: 3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih
mendalam dan berkesan; 4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; 5) siswa mampu
lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks
tema yang jelas; 6) siswa mampu lebih bergairah belajar karena dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam
satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain; 7) guru dapat
menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat
dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu
selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut,
kecenderungan belajar anak usia
sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari
hal-hal yang konkrit yakni yang
dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik,
dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan
lingkungan akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna
dan bernilai, sebab siswa
dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya,
keadaan yang alami,
sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan
kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu
yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari
berbagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal
umum ke bagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar
berkembang secara bertahap mulai dari
hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
Sehubungan dengan hal tersebut,
maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan
antar materi, dan cakupan
keluasan serta kedalaman materi .
Sesuai
dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep
belajar
dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awl SD
sebaiknya
dilakukan dengan Pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik adalah
pembelajaran
tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok
pikiran
atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).
Dengan
tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
1) Siswa
mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2) Siswa
mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar
matapelajaran dalam tema yang sama;
3) pemahaman
terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) kompetensi
dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain
dengan pengalaman pribadi siswa;
5) Siswa
mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks
tema yang jelas;
6) Siswa
lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan
suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran
lain;
7) guru
dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat
dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya
dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
11.
IMPLIKASI PEMBELAJARAN
TEMATIK
Dalam
implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi
yang
mencakup:
a.
Implikasi bagi guru
Pembelajaran
tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman
belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai
mata
pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,
menyenangkan
dan utuh.
b.
Implikasi bagi siswa
1.
Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
dimungkinkan untuk bekerja baik secara
individual, pasangan, kelompok kecil
ataupun klasikal.
2.
Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif
misalnya melakukan diskusi kelompok,
mengadakan penelitian sederhana, dan
pemecahan masalah
c.
Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
1.
Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara
individual maupun kelompok untuk aktif mencari,
menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik.
Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan
prasarana belajar.
2.
Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya
didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan
pembelajaran (by design),
maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan
yang dapat dimanfaatkan (by
utilization).
3.
Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang
bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang
abstrak.
4.
Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku
ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata
pelajaran dan dimungkinkan
pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang
memuat bahan ajar yang
terintegrasi
d.
Implikasi terhadap Pengaturan ruangan
Dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang
agar
suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
¨
Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang
sedang dilaksanakan.Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan
dengan keperluan
¨
pembelajaran yang sedang berlangsung Peserta
didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet Kegiatan
hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas
¨
Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang
hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
¨
Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola
sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.
e.
Implikasi terhadap Pemilihan metode
Sesuai
dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang
dilakukan
perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode.
Misalnya
percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.
12.
tahapan yang dapat dilakukan untuk
menerapkan RPP Tematik,sebagai berikut
1. TAHAP
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan
beberapa hal yang meliputi tahap
perencanaan
yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan
jaringan
tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
a.
Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan
pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan
utuh
semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata
pelajaran
yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:
·
. Penjabaran Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar ke dalam indikator
Melakukan
kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari
setiap
mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu
memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati
·
. Menentukan tema
a.
cara penentuan tema
Dalam
menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
Cara
pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
terdapat
dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan
tema
yang sesuai.
Cara
kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan,
untuk
menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik
sehingga
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
b.
Prinsip Penentuan tema
Dalam
menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
Dari yang termudah menuju yang sulit
Dari yang sederhana menuju yang kompleks
Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan
perkembangan siswa,termasuk minat, kebutuhan,
dan kemampuannya
·
Identifikasi dan analisis Standar
Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator
Lakukan
identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar
dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar
kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.
b.
Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah
jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan
tema
pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema,
kompetensi
dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat
dikembangkan
sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
c.
Penyusunan Silabus
Hasil
seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar
dalam
penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi,
kompetensi
dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
d.
Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk
keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar
siswa
yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana
pembelajaran
tematik meliputi:
- Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas,semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
- Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.
- Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
- Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup).
- Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar,serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
- Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).
2.
TAHAP PELAKSANAAN
1.
Tahapan kegiatan
Pelaksanaan
pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga
tahapan
kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan
penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan
kurang
lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35
menit)
dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
a.
Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan
ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran
untuk
mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses
pembelajaran
dengan baik.
Sifat
dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini
dapat
dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan
disajikan.
Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan
fisik/jasmani,
dan menyanyi
b.
Kegiatan Inti
Dalam
kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
pengembangan
kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran
dilakukan
dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan
dapat
dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
c.
Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat
dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan
akhir/penutup
yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil
pembelajaran
yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku,
pantomim,
pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.
Contoh
jadwal pelaksanaan pembelajaran perhari dapat dijabarkan menjadi:
Contoh
1:
Kegiatan
|
Jenis kegiatan
|
Kegiatan pembukaan
|
Anak berkumpul
bernyanyi sambil menari mengikluti irama musik
|
Kegiatan inti
|
Kegiatan untuk
pengembangan membaca
Kegiatan untuk
pengembangan menulis
Kegitan untuk
pengembangan berhitung
|
Kegiatan penutup
|
Mendongeng atau
membaca cerita dari buku cerita
|
Contoh
2:
Kegiatan
|
Jenis kegiatan
|
Kegiatan pembukaan
|
Waktu berkumpul (anak
m,enceritakan pengalkaman,
menyanyi, melakukan
kegiatan fisik sesuai dengan tema)
|
Kegiatan inti
|
v Pengembnagan
kemmapuan menulis (kegiatan kelompok besar)
v Pengembnagan
kemampuan berhitung kegiatan kelompok kecil atau berpasangan)
v
Melakukan pengamatan sesuai dengan tema,
misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transporasi,
menggambar hewan hasil pengamatan
|
Kegiatan penutup
|
v
Mendongeng
v
Pesan-pesan moral
v
Musik/menyanyi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar