BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada
makalah ini kita akan mempelajari sajian materi metode pembelajaran bahasa
indonesia, khususnya pembelajaran bahasa indonesia dikelas rendah, yaitu
pembelajaran membaca dan menulis permulaan. Metode-metode tersebut adalah
metode eja, metode suku kata dan kata, metode global dan metode SAS. Setelah
kajian materi ini dapat dipahami, kita diharapkan dapat mengidentifikasi
berbagai metode pembelajaran bahasa indonesia di SD.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
metode pembelajaran kelas rendah itu ?
2.
Apa
saja yang termasuk dalam metode pembelajaran kelas rendah ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari apa saja metode-metode
pembelajaran dikelas rendah sehingga kita dapat menerapkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
METODE
PEMBELAJARAN BAHASA DIKELAS RENDAH
1.
Pengertian
Metode Pembelajaran Dikelas Rendah
Metode
adalah rencana penyajian bahan secara
menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan atau approach
tertentu dalam Tatat Hartati dkk. (2006). Jadi metode merupakan cara
melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan bersifat fhilosofis atau aksioma.
Dari suatu pendekatan dapat tumbuh beberapa metode.
Metode pembentukan kebiasaan (habit
formation) adalah metode yang berorientasi pada proses. Metode alamiah (natural
method) berorientasi pada situasi di mana belajar itu terjadi dan kondisi
belajar. Metode berfungsi sebagai jembatan penghubung antara teori dan praktik,
antara pendekatan dan teknik.
2.
Macam-macam Metode Pembelajaran
Dikelas Rendah
Menurut (Mackey dalam Subana, 20),
metode pembelajaran dikelas rendah akan diuraikan sebagai berikut :
a. Metode Eja
Pembelajaran
MMP dengan metode eja memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf
secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dihapalkan dan dilafalkan murid sesuai
dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A a, B b, C c, D d, E e, F f, dan
seterusnya. Dilafalkan sebagai a, be, ce, de, e, ef, dan seterusnya. Kegiatan
ini diikuti dengan →latihan menulis lambing tulisan, seperti a, b, c, d, dan seterusnya
atau dengan huruf rangkai, a, b, c, d, dan seterusnya.
Setelah
melalui tahapan ini, para murid diajarkan untuk perkenalan dengan suku kata
dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Misalnya :
b, a → ba
(dibaca be. a → ba )
d, u → du
( dibaca de, u → du )
ba-du
dilafalkan Badu
b, u, k, u
menjadi b, u → bu (dibaca be, u → bu )
k, u → ku (dibaca ka, u → ku )ontoh, ambillah kata’’
Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah
murid-murid dapat menulis huruf-huruf lepas, kemudian dilanjuutkan dengan
belajar menulis rangkai huruf yang berupa suku kata. Sebagai contoh, ambillah
kata” badu”tadi. Selanjutnya, murid diminta menulis seperti : ba - du → badu.
Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan
kalimat-kalimat sederhana. Contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku
kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat diupayakan mengikuti prinsip
pendekatan spiral, pendekatan kumunikatif, dan pendekatan pengalaman berbahasa.
Artinya, pemilihan bahan ajar untuk pembelajaran MMP hendaknya dimulai dari
hal-hal yang konkrit menuju hal-hal yang abstrak, dari hal-hal yang mudah,
akrab, familiar, dengan kehiduipan murid menuju hal-hal yang sulit dan mungkin
meruipakan sesuatu yang baru bagi murid.
Kelemahan yang mendasar dari penggunaan metode eja ini
meskipun murid mengenal dan hafal abjad dengan baik, namun murid tetap
mengalami kesulitan dalam mengenal rangkaian huruf yang berupa suku kata atau
kata.
b.
Metode suku kata dan metode kata
Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan
pengenalan suku kata, seperti ba, bi, bu, be, bu, ca, ci, cu, ce, cu, da, di
,du, de, du, ka, ki, ku, ke, ku dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut
kemudian dirangkai menjadi kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata
tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata
bermakna, untuk bahan ajar MMP. Kata-kata tadi misalnya :
ba – bi cu – ci da – da ka – ki
ba – bu ca – ci du – da ku – ku
bi – bi ci – ca da – du ka
– ku
ba – ca ka – ca du – ka ku
– da
Kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan proses
perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Proses perangkaian suku kata
menjadi kata, kata menjadi kalimat sederhana, kemudian ditindak lanjuti dengan
proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa
terkecil dibawahnya, yakni dari kalimat kedalam kata dan kata kedalam suku-suku
kata.
Proses pembelajaran MMP yang melibatkan kegiatan
merangkai dan mengupas, kemudian dilahirkan istilah lain untuk metode ini yakni
metode rangkai kupas.
c. Metode Global
Metode Global artinya secara utuh dan bulat. Dalam metode global yang
disajikan pertama kali pada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut
dituliskan dibawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah berkali-kali
membaca, murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar.
Sebagai
contoh dapat dilihat bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode global.
·
Memperkenalkan
gambar dan kalimat
·
Menguraikan
salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata
·
Kata
menjadi huruf-huruf
Ini mama
i n i m
a m a
i -ni ma - ma
i – n – i m - a – m - a
d. Metode Structural Analisis
Sintesis(SAS)
Merupakan
salah satu jenis metode yang biasa digunakan proses pembelajaran MMP bagi siswa
pemula. Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan dua
tahap, yakni menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak
disuguhi sebuah struktur yang member makna lengkap , yakni skruktur kalimat.
Hal ini dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep “ kebermaknaan” pada diri
anak. Akan lebih baik jika struktur nya kalimat yang disajikan sebagai bahan
pembelajan MMP dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari
pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum kegiatan
belajar mengajar (KBM) MMP yang sesungguh nya dimulai, guru dapat melakukan
pra-KBM melalui berbagai cara.
Proses
penguraian atau pengalisisan dalam pembelajaran MMP dengan metode SAS meliputi
:
1. Kalimat menjadi kata-kata
2. Kata menjadi suku-suku kata
3. Suku kata menjadi huruf-huruf
Dengan GBPP 1984 yang memuat beberapa metode pengajaran
bahasa. Metode-metode sebagai berikut ini:
a. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu
teknik mengajar dengan memperagakan, mempertunjukan, atau menayangkan sesuatu.
Siswa dituntut memperhatikan objek yang didemonstrasikan. Melalui metode ini
siswa dapat mengembangkan keterampilan mengamati, menggolongkan, menarik
kesimpulan, menerapkan atau mengkomunikasikan.
b. Metode Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi
dalam kelompok. Setiap anggota kelompok saling bertukar ide atau pikiran tentang
suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah, menjawab suatu
pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau membuat suatu keputusan. Jadi
setiap siswa harus aktif memecahkan masalah. Apabila proses diskusi melibatkan
seluruh anggota kelas, pembelajaran dapat terjadi secara langsung dan bersifat
berpusat pada siswa.
Dikatakan pembelajaran langsung karena guru
menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas
siswa serta menentukan fokus dan keberhasilan pembelajaran. Dikatakan berpusat
kepada siswa karena sebagian besar input pembelajaran berasal dari siswa,
mereka secara aktif dan meningkatkan belajar, serta mereka dapat menemukan
hasil diskusi mereka.
c. Metode
Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode mengajarkan
sesuatu bahan dengan penuturan, penerangan, atau penjelasan bahasa lisan kepada
siswa. Keberhasilan siswa melalui teknik ceramah sangat bergantung kepada
kemampuan siswa dalam menyimak.
d. Metode Penugasan
Metode penugasan adalah teknik
pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan
petunjuk atau instruksi guru. Tugas dapat bersifat individu dan kelompok.
e. Metode Tanya Jawab
Melalui pertanyaan guru memancing
waktu jawaban tertentu dari siswa jawaban yang diharapkan akan tercapai apabila
siswa telah mempunyai pengetahuan siap, ingatan, atau juga penalaran tentang
yang ditanyakan. Gambaran situasi yang mendahului pertanyaan sangat membantu
siswa dalam menanggapi pertanyaan. Melalui metode ini dapat dikembangkan
keterampilan mengamati, menafsirkan, menggolongkan, menyimpulkan, menerapkan,
dan mengkomunikasikan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sajian pertama pada
awal-awal anak memasuki lingkungan sekolah adalah program MMP
( Membaca menulis
Permulaan ). Dalam pelaksanaannya di dalam kelas dikenal bermacam-macam metode
pembelajaran MMP, yakni metode eja, metode suku kata, metode kata, metode
global, dan metode SAS.
Pembelajaran
MMP dengan metode eja dimulai dengan pengenalan unsur bahasa terkecil yang
tidak bermakna, yakni huruf. Berbekal pengetahuan tentang huruf-huruf tersebut,
kemudian pembelajaran MPP bergerak menuju satuan-satuan bahasa di atasnya,
yakni suku kata, kata dan akhirnya kalimat. Perbedaan dari kedua metode ini
terletak pada cara pelafalan abjadnya.
Metode
suku kata dan metode kata memulai pembelajaran MMP dari msuku-suku kata(metode
suku kata ) dan dari kata ( metode kata ). Proses pembelajaran melalui kedua
metode ini dilaksanakan dengan teknik mengupas dan teknik merangkai.
Metode
global dan metode SAS memiliki kesamaan dalam hal pengambilan titik tolak pembelajaran MMP. Proses
pembelajaran dimaksud diawali dengan memperkenalkan struktur kalimat sebagai
dasar bagi pembelajaran MMP. Perbedaannya proses pembelajaranMMP dengan metode
global tidak disertai dengan proses sintesis, sedangkan SAS menurut proses
analisis dan proses sintesis.
ohh, kaya itukah sekalinya... :D :D :D :D
BalasHapusbagus
BalasHapusSangat bagus tapi klu lagi dalam keaadan pandemi seperti sekarang metode yang tepat metode yang mana ya...
BalasHapus